PELAYANAN RAWAT JALAN
Nama
:
Puja Ellisa
Nim
: 201531350
Dosen
: Mulyo Wiharto,Drs, MM, MHA
Pelajaran
: Manajemen Pelayanan Rumah Sakit
UNIVERSITAS
ESA UNGGUL
DEFINISI RUMAH SAKIT
Rumah sakit berasal dari kata yunani yaitu hospitium
“Yang mempunyai arti sebagai tempat untk menerima orang-orang asing dan
pejiarah jamn dahulu.Dalam bentuknya yang pertama rumah sakit memang hanya
melayani para pejiarah, orang-orang miskin, dan kemudian penderita penyakit
pes. Seiring dengan berjalananya waktu, rumah sakit mulai berkembang setahp
demi setahap hingga menjadi bentuk yang kompleks seperti sekarang ini. Saat ini
rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa
datang untuk memperoleh upaya penyembuhan. Upaya inilah yang merupakan fungsi
utama suatu rumah sakit umumnya.
Menurut
peraturan menteri kesehatan RI No. 159b/MENKES /PER / II /1988 pasal 1 (1 ),
rumah sakit didefinisikan sebagai sarana upaya kesehatan yang menyelengarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat di manfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian yang di masksud dengan pelayanan Kesehatan rumah sakit yaitu kegiatan pelayan
berupa pelayanan rawat jalan, Pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat
yang mencangkup layanan medik dan penunjang medik (pasal 1 ayat 2 )
Menurut
Depkes RI (1990) rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelengarakan
kegiatan pelayanan kesehtan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan penelitian
Menurut
WHO (1957) member batasan tentang pengertian rumah sakit adalah bagian
menyeluruh atau (intergral) dari organisasi sosial dan medis berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap pada masyarakat baik kuratif,
maupun rehabilitatif dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga lingkungan
dan rumah sakit juga merupaka pusat latihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian bio-sosial
PERAN DAN FUNGSI RUMAH SAKIT
Di Indonesia
tugas dan fungsi serta kewajiban rumah sakit baik yang dikelola pemerintah
maupun swasta telah diatur sedemikian rupa sehingga pelayanan rumah sakit
merupakan back up sistem dari pelayanan rumah sakit merupakan ujung tombak dari
pelayanan kesehatan masyarakat (SKN,1982). Berdasarkan SK Menkes No.983 Tahun
1992, rumah sakit mempunyai tugas penting guna melaksanakan upaya kesehatan
secara berhasil dengan mengutamakan usaha penyembuhan dan pemulihan yang di
laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan.
Fungsi
rumah sakit menurut Friedman dan Roemar seperti yang dikutip oleh
Rakich,
yaitu :
a.
Mendiagnosa dan memberikan pengobatan.
b.
Memberikan pelayanan pasien rawat jalan.
c.
Memberikan pendidikan kepada tenaga yang berkerja di Rumah sakit.
d.
Tempat penelitian dibidang Kedokteran.
e.
Mengadakan pelayanan pencegahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekitarnya.
Fungsi
Rumah Sakit Menurut Lumenta (1992) adalah :
a.
Memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi pelayanan kesehatan
kuratif dan rehabilitatif.
b.
Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat meliputi pelayanan promotif dan
preventif.
c.
Merupakan tempat pendidikan tenaga kerja.
d.
Merupakan tempat penelitian.
Dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B /Menkes/Per/ ll/1988 Pasal 9
tentang
fungsi Rumah Sakit , anatara lain :
a.
Menyediakan dan menyelenggarakan : Pelayanan Medik, Pelayanan Penunjang Medik,
Pelayanan Perawatan, Pelayanan Rehabilitasi.
b.
Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik.
c.
Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi dibidang
kesehatan.
Dalam kaitannya rujukan rumah sakit merupakan bagian
utama yang tidakterpisahkan untuk menjalankan fungsi penyembuhan dan pemulihan
penderita yang bersifat kronis akut dan penyakit yang bersifat kronis akut dan
penyakit yang bersifat darurat. Berpijak pada fungsi rumah sakit tersebut dalam
proses penyembuhan dan pemulihan penderita terkandung makna yang mendasar bila
berkaitan dengan pentingnya upaya keberhasilan dan ketertiban serta hakekat
keberadaan rumah sakit di tengah-tengah masyarakat, yaitu bahwa di rumah sakit
:
a.
Terdapat bangunan yan khusus dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan.
b.
Terdapat peralatan bahan dan perlengkapan untuk pelayanan.
c.
Terdapat pelayanan yang beraneka ragam.
d.
Terdapat sumber daya manusia (pasien), petugas, dan pengunjung.
e.
Terjadi interaksi timbal balik yang berlangsung maupun tidak berlangsung dari
sarana, fasilitas, pasien, pengunjung, petugas, dan lain-lain.
Apabila
hal tersebut dapat di golongkan sebagai aspek. Maka tidak mustahil secara nyata
mupun tidak berkaitan dengan aspek-aspek tadi secara dinamis dapat menimbulkan
dampak positif dan negatif, antara lain :
a.
Mempercepat atau menghambat penyembuhan dan pemulihan penderita .
b.
Timbulnya pengaruh buruk pada petugas .
c.
Tercemarnya lingkungan .
d.
Menjadi sumber penularan penyakit bagi masyarakat sekitarnya. 20
Seringkali rumah sakit kehilangan citranya dan
berubah menjadi tempat cakupan serta yang tidak nyaman , dan sebagainya.
Akibatnya tujuan utama rumah sakit sebagai penyelenggaraan asuhan pasien untuk
meningkatkan mutu, cakupan serta efisiensi kekurangan optimal pencapaiannya. Untuk
mencegah hal ini terjadi ditetapkan pedoman pelaksanaanbuntuk menjadikan rumah
sakit yang lebih bersih dan tertib.
Dari batasan inilah sangatlah mudah dipahami bahwa
fungsi dan kegiatan rumah sakit pada saat ini memang sangat bervariasi sekali
program pengembangan rumah sakit mempunyai tujuan mendekatkan pelayanan
kesehatan secara merata. Cara pendekatannya di laksanakan melalui upaya
kesehatan yang bersifat umum sampai bersifat spesialistik. Perbedaan kondisi
fisik, tenaga dan obat-obatan di masing-masing rumah sakit menyebabkan
perbedaan kemampuan inilah rumah sakit dikelompokkan yang kemudian dipergunakan
dlam penetapan kelas rumah sakit sesuai standar yang ditetapkan.
RAWAT
JALAN
1. Pengertian
Pelayanan Rawat Jalan
Menurut Faste (1998), Pelayanan rawat jalan adalah
satau bentuk dari pelayanan kedokteran yang secara sederhana. Pelayanan
kedokteran yang sederhana. Pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien
tidak dalam rawat inap (Hospitalization). Keputusan Menteri Kesehatan
No.66 / Menkes / ll /1987 yang di maksud Rawat jalan dan Pelayanan Rawat Jalan.
Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap 21 orang yang masuk rumah sakit , untuk
keperluan observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa tinggal diruang rawat inap.
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang
diberikan di unit pelaksanaan fungsional rawat jalan terdiri dari poliklinik
umum dan poliklinik spesialis serta unit gawat darurat.
Menurut Azrul
Azwar, (1997) Rawat Jalan adalah pelayanan kedokteran di Indonesia dapat di
bedakan atas dua macam yaitu diselenggarakan oleh swasta banyak macamnya, yaitu
praktek bidan, praktek gigi, praktek darurat (perorangan atau pkelompok),
poliklinik, balai pengobatan, dan sebagainya. Yang seperti ini sebagai pelaksanakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta praktek dokter spesialis dan rumah
sakit sebagai jenjang sarana pelayanan kesehatan tingkat ke-2 dan ke-3
PEMANFAATAN
PELAYANAN RAWAT JALAN
Menurut Kotler (1994) pemanfaatan merupakan perilaku
penggunaan jasa terhadap sistem yang menyangkut respon terhadap suatu kegiatan.
Adersen (1998) pertama kali mengembangkan penelitian tentang pemanfaatan
pelayanan kesehatan, disebut juga dengan model penentu siklus kehidupan (Life
Cycle Determinant Models) atau Behavioral Model Of Health Service
Utilization. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan yaitu :
a. Faktor
Predisposisi, adalah karakteristik seseorang dalam menggunakan pelayanan
cenderung berbeda karena adanya faktor demografi, umur, jenisn kelamin, dan
faktor-faktor sosial serta persepsi terhadap pelayanan kesehatan.
b. Faktor
kemampuan seseorang untuk memanfaatkannya, karakteristik seseorang dalam
penggunaan pelayanan kesehatan walaupun mempunyai faktor predisposisi namun
tergantung mampu atau tidak dia dalam pemanfaatannya.
c. Faktor
kebutuhan, karakteristik seseorang dalam pemanfaatan pelayanan apabila ada
kebutuhan.
Menurut
Fuchs (1998), factor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap
pelayanan
kesehatan dan rumah sakit antara lain :
1. Kebutuhan
Berbasis Fisiologi
Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologi
menekankan pentingnya keputusan petugas medis, keputusan petugas medis yang
menentukan perlu tidaknya seseorang mendapat pelayanan medis. Keputusan petugas
medis ini akan mempengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya.
Berdasarkan situasi ini maka demand pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan atau
dikurangi.
2. Penilaian
Pribadi Akan Status Kesehatan
Secara sosio-antropologis, penilaian
pribadi akan status kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya dan
norma-orma sosial masyarakat. Di samping itu masalah persepsi mengenai resiko
sakit merupakan hal yang penting. Sebagian kesehatanna, sebagaian lain tidak
memperhatikannya.
3. Tarif
Hubungan tarif dengan demand terhadap
pelayanan kesehatan adalah negatif. Semakin tinggi tarif maka demand akan
menjadi semakin rendah. Pada pelayanan kesehatan rumah sakit, tingkat demand
pasien sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Pada keadaan yang membutuhkan
penangganan segera, maka faktor tariff berperan dalam mempengaruhi demand.
4. Penghasilan
Masyarakat
Kenaikan penghasilan keluarg akan
meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan. Faktor penghasilan masyarakat
dan selera mereka merupakan bagian penting dalam analisis demand.
5. Asuransi
Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Pada Negara-negara maju, faktor asuransi
kesehatan menjadi penting dalam hal demand pelayanan kesehatan. Di samping itu
ada pula program pemerintah dalam bentuk jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin. Adanya asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan
demand terhadap pelayanan kesehatan. Dengan demikian, hubungan asuransi
kesehatan dengan demand terhadap pelayanan kesehatan bersifat positif. Asuransi
kesehatan bersifat mengurangi efek faktor tarif sebagai hambatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan pada saat sakit.
6. Umur
Faktor umur sangat mempengaruhi demand
terhadap pelayanan preventif dan kuratif. Semakin tua seseorang akan terjadi
peningkatan demand terhadap pelayanan kuratif dan demand terhadap pelayanan
preventif akan menurun.
7. Jenis
kelamin
Penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa demand terhadap pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
8. Pendidikan
Seseorang dengan pendidikan tinggi
cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi
cenderung meningkatkan kesadaran akan status kesehatan dan konsekuensinya untuk
menggunakan pelayanan kesehatan.
ALUR
PELAYANAN RAWAT JALAN
Alur pelayanan pasien yang berkunjung ke poliklinik
rawat jalan meliputi pelayanan yang di berikan kepada pasien mulai dari
pendaftaran, menunggu pemeriksaan diruang tunggu pasien, dan mendapatkan
layanan pemeriksaan atau pengobatan diruang pemeriksaan pelayanan yang
diamati disini tidak termasuk pelayanan pengambilan obat, pemeriksaan
laboratorium atau pun pemriksaan penunjang lainnya.
Berikut ini dapat dilihat alur pelayanan rawat jalan
secara umum :

1) Pasien
datang mengambil no. antrian dan melakukan pendaftaran /registrasi
2) Pasien
membayar ke kasir
3) Pasien
menuju poliklinik
4) Jika
pasien tersebut mendapatkan tindakan di poliklinik, maka pasien harus bayar ke
kasir terlebih dahulu
5) Pasien
perlu layanan penunjang (laboratorium dan radiologi)
6) Pasien
membayar ke kasir
7) Pasien
ke poliklinik untuk dibacakan hasilnya
8) Pasien
di rujuk ke poli spesialis dan melakukan pembayaran di kasir.
9) Pasien
menuju ke poli spesialis
10) Pasien
ke farmasi / apotek untuk pengesahan obat
11) Pasien
membayar ke kasir
12) Pasien
mengambil obat ke bagian farmasi / apotek
13) Pasien
pulang
TUJUAN RAWAT JALAN
Tujuan Rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan
dan pemulihan pasien secra potimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat di
pertanggung jawaban.sedangkan fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai
tempat konsultasi. Penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter
ahli di bidang masing – masing yang di sediakan untuk pasien yang membutuhkan
waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan
poloklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagnosis dini. Yaitu
tempat pemeriksaaan pasien pertama dalam langka pemeriksaan lebih lanjut dalam
tahap pengobatan penyakit pelayanan rawat jalan di bagi menjadi beberapa bagian
atau poliklinik. Menggambarkan banyak nya pelayanan spesialisitik,sub
spesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang ada pada rumah sakit.
INDIKATOR DAN STANDAR RAWAT JALAN
INDIKATOR
|
STANDAR
|
|
1. Dokter
pemeberi pelayanan di poliklinik spesialis
|
1. 100%
dokter spesialis
|
|
2. Ketersediaan
pelayanan
|
2. a.
klinik anak
b. klinik pelayanan dalam
c. klinik kebidanan
d. klinik bedah
|
|
3. ketersediaan
pelayanan di RS
|
3. a.
Anak remaja
b. NAPZA
c. ganguan psikologi
d. neoritik
e. mental organik
f. usia lanjut
|
|
4. Jam
buka pelayanan
|
4. 08.00
s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jum’at 08.00 – 11.00
|
|
5. Waktu
tunggu di rawat jalan
|
5. ≤
60 menit
|
|
6. Kepuasan
pelanggan
|
6. ≥
90 %
|
|
7. a.penegakan
diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB
b. terlaksananya kegiatan pencatatan
dan pelaporan di RS
|
7. a.
≥ 60 %
b. ≤ 60 %
|
|
DAFTAR PUSATAKA
·
pdf
digilib.esaunggul.ac.id>public<UEU-
·
https://prezi.com>instalansi-rawat-jalan